Daftar Review

Minggu, 21 Oktober 2012

The (Un)Reality Show - Clara Ng



Judul                  : The (Un) Reality Show

Pengarang          : Clara Ng

Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal                  : 352 halaman



Sinopsis  :
Imagine having these people as roommates…

Ini adalah cerita tentang delapan orang biasa- biasa saja
(seperti yang disangka oleh tim kreatif televisi)

…dipilih secara acak…
(seperti yang disangka oleh produser televisi juga)

…tanpa audisi…

…untuk tinggal bersama di sebuah rumah untuk direkam,
kemudian ditonton oleh jutaan penduduk Indonesia
sebagai  acara hiburan, meraup rating,
meningkatkan citra stasiun televisi

serta

keingintahuan untuk melihat apa yang terjadi
ketika orang- orang tersebut tidak bertingkah sesuai dengan skrip cerita
dan mulai bersikap berdasarkan realitas.

…as the reality not out exactly as it had been expected.

Karena pada akhirnya ini adalah…

THE (UN)REALITY SHOW

***

Novel ini menceritakan tentang delapan orang yang dipilih untuk tinggal bersama di sebuah rumah dan mengisi sebuah acara TV. Awalnya mereka yang ‘terpanggil’ merasa senang dengan tawaran ini. Namun setelah tinggal serumah, semua tidak semudah yang dipikirkan.
Empat pria dan tiga wanita dan seorang anak kecil.
Primus, pekerja kantoran di bidang marketing yang menginginkan kehidupan baru.
Feivel, seorang homoseksual yang terlilit utang sehingga setuju untuk mengisi acara TV ini.
Richard, mantan narapidana yang pendiam.
Jodi, anak muda yang membantu menjaga kios hp bapaknya, suka menggerutu.
Wendy, gadis berkacamata dengan masa lalu yang kelam.
Tara, anak kos yang hobi meramal dengan kartu tarot.
Meiying, ibu rumah tangga merangkap pebisnis di bidang properti, memiliki suami dan seorang anak.
dan..
Azuza, anak berusia sepuluh tahun yang tingkat kedewasaannya jauh melebihi anak seusianya.
Segala aktivitas mereka terekam oleh kamera, kecuali aktivitas di kamar tidur dan kamar mandi. Rating acara itu melesat bak roket. Mereka sudah terkenal sekarang. Masing- masing memiliki penggemarnya.
Namun mereka tidak bersantai di rumah itu. Ada tantangan yang diberikan oleh kru tiap minggunya. Setiap tantangan, suka atau tidak, tetap harus dilaksanakan. Apakah kedelapan tokoh mampu melewati minggu- minggu mereka di rumah itu?  
***

Selesai membaca novel ini, saya tidak tahu mau bilang, eh, tulis apa. Dari konsepnya unik, seperti biasa, khas Mbak Clara. Konsep yang jarang ditemui pada novel lain bisa ditemukan di novel karangan Mbak Clara.
Awalnya semua berjalan dengan biasa saja. Bahkan saya sempat beranggapan bahwa ini acara apa gitu. Sepertinya tidak ada yang bikin emosi pembaca ikut meledak- ledak. Isinya seputar dialog delapan orang yang diceritakan karena mereka disorot kamera.
Dan sebelum membaca novel ini, saya membaca review dari teman- teman bahwa ending novel ini sungguh unpredictable. Itu benar sekali. Jujur saja, saya sempat bingung dan ternganga saat memasuki bagian akhir cerita ini. Mungkin karena saya sudah terlalu banyak baca novel roman, dan mumpung saya ini agak susah mencerna kalau membaca yang agak berat (menurut saya), ya jadinya saya kurang ngerti bagian akhirnya. Tidak ringan lah menurut saya novel yang satu ini.

Namun setelah saya berkonsultasi pada Mas Google tentang *tittt (tidak boleh disebutkan agar teman- teman membaca sendiri), saya baru mendapat sedikit pencerahan. Ooohhh….ternyata begitu. Sekali lagi saya ternganga. Meski merasa ada yang masih sulit dicerna, tapi saya salut dengan penulis. Ide itu dituangkan secara brilian dengan para tokoh yang diset dalam sebuah acara. Dan, setelah membaca novel ini, ada hal baru yang saya ketahui. Bagi teman- teman penggemar karya Clara Ng dan penasaran, yuk coba novel yang satu ini. Selamat membaca :)

Senin, 15 Oktober 2012

Ikutan (lagi) Tell Me Your Wish Giveaway - October-


Hai hai.
Di bulan Oktober ini, saya kembali mengikuti giveaway bulanan yang diadakan oleh Mbak Nana, owner dari readinginthemorning.blogspot.com . Bulan ini cara ikutan giveaway nya agak berbeda (untuk info lengkapnya bisa dilihat disini). Jadi lah saya memposting wishlist saya di sini.

My wishlist :

1.    Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa -  Prisca Primasari (Rp 45.000,-)
Sinopsisnya :
 
Vinter
Seperti udara di musim dingin, kau begitu gelap, muram, dan sedih. Namun, pada saat bersamaan, penuh cinta berwarna putih. Bagaikan salju di Honfleur yang berdansa diembus angin….

Florence
Layaknya cuaca pada musim semi, kau begitu terang, cerah, dan bahagia. Namun, pada waktu bersamaan, penuh air mata tak terhingga. Bagaikan bebungaan di Paris yang terlambat berseri….

Saat melihat novel ini terpampang di toko buku, saya  sreg sama covernya. Kemudian saya lihat review di Goodreads dan beberapa blog teman- teman, rasanya oke dan jadi pengen. Langsung deh masukin ke wishlist J

2.    Remember When – Winna Efendi (Rp 43.000,-)
Sinopsisnya :

Apa pun yang kau katakana, bagaimanapun kau menolaknya, cinta akan tetap berada di sana, menunggumu mengakui keberadaannya.

Bagi kita, senja selalu sempurna; bukankah sia- sia jika menggenapkan warnanya? Seperti kisahmu, kau dan dia, juga kisahku, aku dan lelakiku. Tak ada bagian yang perlu kita ubah. Tak ada sela yang harus kita isi. Bukankah takdir kita sudah jelas?

Lalu, saat kau berkata, “Aku mencintaimu”, aku merasa senja tak lagi membawa cerita bahagia. Mungkinkah kata- katamu itu ambigu? Atau, aku saja yang menganggapnya terlalu saru?

“Aku mencintaimu,” katamu. Mengertikah kau apa artinya? Mengertikah kau kalau kita tak pernah bisa berada dalam cerita yang sama, dengan senja yang sewarna?

Takdir kita sudah jelas. Kau, aku, tahu itu.

Rasanya novel- novel karya Mbak Winna selalu mendapat ruang istimewa di hati para pembaca. Sebelumnya saya hanya pernah membaca Unforgettable nya Mbak Winna. Oke banget gaya penulisannya. Berharap semoga novel yang satu ini dapat saya nikmati J

Itu dia dua novel yang masuk wishlist saya kali ini. Bagi teman- teman yang juga punya wishlist, share yuk! Sekalian juga ikutan giveaway nya Mbak Nana, bier rame. Hehe..

Kamis, 11 Oktober 2012

3600 Detik - Charon




Judul                  : 3600 Detik

Pengarang          : Charon

Penerbit             : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal                 : 208 halaman






Sinopsis  :
Sandra sangat terpukul ketika orangtuanya bercerai…. Dan hatinya semakin sakit ketika ayahnya memutuskan ia harus tinggal bersama ibunya, yang selama ini tak pernah dekat dengannya. Kemarahan yang menggelora menjadikan Sandra remaja yang bandel. Berulang kali ia dikeluarkan dari sekolah karena kenakalannya di luar batas.
Akhirnya ibunya memutuskan untuk pindah kota. Mungkin suasana dan lingkungan baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya yang baru ini Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya dikeluarkan lagi. Ia bertekad akan membuat ulah agar pada guru tak tahan terhadapnya. Namun ia salah perkiraan. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya. Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti menuruti keinginan anak bandel ini.
Namun, lambat laun Sandra berubah. Orangtua maupun gurunya heran. Mereka yakin, Leon- lah yang membuat gadis itu berubah. Mereka juga bertanya- tanya, kenapa Leon bisa bersahabat dengan Sandra, sementara murid- murid yang lain justru menjauhi gadis urakan itu. Apa yang membuat Leon tertarik padanya, padahal keduanya bagaikan langit dan bumi. Leon adalah anak rumahan yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun… berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Sandra….
Review :
Apa yang akan terjadi ketika seorang troublemaker dipertemukan dengan seorang yang smart? Itulah yang terjadi pada Sandra. Ia korban dari perceraian orangtuanya. Ia tidak menyukai ibunya. Padahal mereka tinggal seatap. Jadilah setiap hari dilalui dengan pertengkaran ibu dan anak. Tidak hanya di rumah, Sandra juga menjadi murid yang nakal di sekolahnya. Sudah puluhan kali ia dipindahkan. Setiap sekolah yang pernah dimasukinya tidak mampu membuat ia bertahan lebih dari sepuluh hari. Ada saja ulahnya. Hingga kali ini ketika ibunya memutuskan untuk pindah kota. Ini berarti Sandra harus pindah ke sekolah yang baru lagi.
Seperti biasa, Sandra mencoba melakukan hal- hal yang akan membuat ia dikeluarkan dari sekolah. Mulai dari membolos hingga tidak mengindahkan peringatan dan hukuman dari Pak Donny, wali kelasnya. Namun wali kelasnya ini sangat bijak. Ia bersikeras untuk tidak mengeluarkan Sandra.
Kekesalan Sandra semakin bertambah saat seorang cowok anak kelas sebelah malah mengajukan diri untuk menjadi temannya. Sandra merasa ia tidak perlu teman. Terlebih lagi cowok itu, Leon namanya, adalah murid teladan di sekolahnya. Namun Leon tetap ingin berteman dengan Sandra.
Akhirnya, Sandra menerima ajakan dari Leon untuk berteman. Sandra yang tidak punya teman karena sikapnya yang brutal senang sekali mendapat teman seperti Leon. Leon juga demikian. Ia yang tidak memiliki teman karena penyakit yang dideritanya kini punya teman yang mau menerima dirinya apa adanya.
Bersama dengan Leon, Sandra mulai meninggalkan kebiasaan buruknya. Bersama dengan Sandra, hidupnya terasa lebih ‘hidup’. Sandra tidak pernah bosan menemani Leon saat cowok itu melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Hari- hari mereka dilalui dengan gembira.
Ketika 3600 detik teristimewa itu dilalui bersama, akankah kesempatan itu datang lagi? Baca kisah selengkapnya di 3600 Detik.
Novel tipis ini saya habiskan seharian. Acara baca ulang nih karena saya sudah lupa ceritanya seperti apa dan juga kali ini sudah terbeli (hari itu pinjem. Hehe..) Seperti biasa, karya- karya dari Mbak Charon selalu membuat saya merasa ada yang berbeda di setiap novelnya. Itulah sebabnya saya selalu menunggu novel terbaru dari Mbak Charon.
3600 detik menceritakan tentang kisah persahabatan dua manusia yang latar belakangnya jauh berbeda. Sandra dan Leon (akhirnya) sama- sama menikmati manisnya masa remaja mereka.
Awalnya saya sempat geram sama Sandra. Asli bandel abis. Namun perlahan saya mulai terbiasa dengan kelakuan cewek itu. Beruntung Sandra bertemu dengan Leon yang mampu mengubahnya menjadi pribadi yang positif.
Ceritanya menarik untuk diikuti dan penuturannya sederhana. Ceritanya mengharukan. Membaca bagian terakhir novel ini membuat saya teringat lagu yang berjudul Li Kai De Li You nya Wax. Lagu yang mellow, pas sama situasinya yang juga lagi menganyutkan. Sayangnya saya merasa sedikit terganggu dengan tanda seru yang bertaburan di hampir setiap dialog. Mengapa harus tanda seru? Selebihnya sih oke.

Ternyata teenlit ini juga diterbitkan di Malaysia lho. Judulnya 3600 Saat. Keren kan? Suatu prestasi bagi karya anak bangsa. Inilah salah satu recommended  teenlit dari saya kali ini. 
Selamat membaca teman- teman.
Ditunggu karya terbarunya ya, Mbak J

sumber gambar 3600 Saat di sini

Selasa, 02 Oktober 2012

One Last Chance - Stephanie Zen


Judul              : One Last Chance
Pengarang     : Stephanie Zen
Penerbit         : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal              : 288 halamani

Sinopsis  :
Adrienne Hanjaya, novelis muda berbakat yang buku- bukunya selalu bestseller, mempunyai satu prinsip : Tak boleh ada patah hati yang tak menghasilkan royalti.
Setiap kisah cintanya yang berantakan selalu dituangkan Adrienne dalam naskah. Semuanya. Dengan nama tokoh pria yang sering kali menggunakan nama sebenarnya, dengan ending buruk bagi si tokoh pria dan kebahagiaan bagi si tokoh wanita. Adrienne berpendapat, para pria itu layak mendapatkannya karena telah menyia- nyiakan cintanya.
Sampai akhirnya, Adrienne bertemu Danny Husein, calon dokter muda yang bahkan sempat dikiranya too good to be true. Kali ini Adrienne mengira akhirnya ia bisa menulis novel roman yang berakhir dengan tokoh pria dan wanita bahagia bersama.
Tapi perkiraan Adrienne salah. Salah satu cowok yang pernah dijadikan tokoh novelnya memberitahu Danny tentang prinsip menulis Adrienne. Bagaimana reaksi Danny mendengar itu? Apakah ia memilih meninggalkan Adrienne? Dan berhasilkan Adrienne membuktikan bahwa ia sungguh- sungguh mencintai Danny?

Review :
Patah hati lalu semuanya berakhir? Itu bukan gaya seorang Adrienne Vanessa Hanjaya, penulis novel romance yang tengah naik daun. Patah hatinya selalu ia ‘olah’ menjadi sebuah novel yang selalu mendapat sambutan hangat dari pembaca yang tidak mengetahui bahwa Adri selalu menggunakan nama asli pria yang menyakiti hatinya sebagai nama tokoh dalam tiap novel Adri.
Suatu hari, Adri yang terlibat dalam kegiatan bakti social di Tosari bertemu dengan cowok ganteng yang menarik perhatiannya. Tentu saja Adri tidak tinggal diam. Ia berusaha mencari celah agar dapat mengenal cowok itu. Dan kesempatan emas itu datang! Nama cowok itu Danny, seorang calon dokter muda yang sedang koas. Danny juga anak dokter di puskesmas Tosari. Adri tambah terpesona. Tak kehilangan akal, agar hubungan mereka tetap berlanjut, Adri meminta diemailkan oleh Danny foto- foto baksos. And she got it!
Sejak mereka terhubung melalui Facebook, komunikasi mereka semakin lancar. Malahan mereka semakin dekat. Duh, Adri kembali diserang virus cinta. Kali ini, Adri berharap hubungannya dengan Danny akan berjalan mulus dan ia dapat menulis kisah dengan akhir yang bahagia bagi kedua tokoh. Naskah baru pun segera ia ketik.
Seolah kebahagiaan Adri belum usai, kabar gembira datang lagi. Novel terbarunya, Reasonable Love, masuk nominasi penghargaan Literature Award. Untuk merayakannya, Adri mengadakan acara syukuran kecil- kecilan dengan mengajak Keyla (sahabat terbaiknya), Aidan (abangnya), Anita (pacar Aidan), dan tentu saja Danny. Saat mereka hendak pulang, Adri tidak menyadari sepasang mata milik (salah satu) mantan kekasihnya tengah mengamati Adri dan Danny. Ternyata sang mantan mengenal Danny. Melalui akun Facebook, ia menjalin kembali pertemanan dengan Danny. Ia jugalah yang menginformasikan kepada Danny mengenai kelicikan Adri dalam memanfaatkan pria sebagai bahan menulis novel. Danny percaya. Ia kecewa dan merasa dimanfaatkan oleh Adri.
Belum cukup sampai disitu, Adri yang baru saja menggondol piala kemenangannya di ajang Literature Award harus rela dicabut statusnya sebagai pemennag. Pasalnya Adri dituntut atas pencemaran nama baik dengan menggunakan nama asli pria itu di novelnya.

The best thing of the worst point is… you know that it can’t be worse – hal. 186

Kini Adri benar- benar terpuruk. Karirnya hancur, pria yang dicintainya meninggalkannya. Mampukah Adri menyelesaikan masalah hukum yang sedang membelitnya? Sanggupkah Adri membuktikan kepada Danny bahwa ia tidak seperti apa yang Danny kira? Temukan jawaban dan kisah serunya di One Last Chance.
©©©

Boleh dibilang novel ini saya lahap dalam waktu yang singkat (mengingat biasanya saya lambat sekali kalau baca novel). Isinya bikin saya penasaran. Bagaimana Adri yang nekat itu menyelesaikan masalahnya satu per satu. Alur ceritanya juga menarik.
Ide ceritanya fresh. Ada unsur baru sehingga pembaca tidak akan merasa bahwa tema romance hanya itu- itu saja. Saya menyukai cara pengarang merangkai kata demi kata, bacanya jadi santai. Tak heran ya kalau novel ini cepat cetak ulangnya.
Saat memasuki bagian akhir novel ini, saya sempat kepikiran apakah novel ini kisah nyata yang dialami penulis lalu dituangkan ke dalam novel. *kebanyakan ngayal. He he..

Pesan moral yang dapat kita petik dari kisah Adri adalah jangan pernah menggunakan nama orang lain tanpa seizin dari yang bersangkutan. Kalau kejadiannya sudah seperti Adri, bukannya repot toh?
Selain itu, menyimpan dendam, seperti halnya Adri, hanya akan merugikan diri sendiri. Kepuasan yang didapat setelah berhasil membalaskan dendam hanya berifat sementara. Bagi Adri, popularitas yang diterimanya malah menjadi boomerang bagi dirinya. So, marilah kita belajar untuk memaafkan meski untuk melakukannya jauh lebih sulit daripada saat mengucapkannya. Just try! *sok bijak.

Tidak menyesal menjadikan Metropop yang satu ini sebagai pelengkap koleksi. Bagi teman- teman yang belum membaca, novel ini saya rekomendasi banget (mumpung masih awal bulan. He he.) Selamat membaca J