Daftar Review

Minggu, 25 Agustus 2013

Andai Kau Tahu - Dahlian

Judul               : Andai Kau Tahu
Pengarang      : Dahlian
Penerbit         : Gagasmedia
Tebal              : 366 halaman

Sinopsis :
Pengakuannya membuatku merona. Dalam sesaat aku terpaku memandangnya… seolah dia hanya imaji belaka. Bahwa semua ini hanya mimpi di suatu malam.
Seolah tak mengerti kejengahanku, kejujuran demi kejujuran meluncur keluar dari bibirnya. Tentang pujian tulusnya akan maknaku di hidupnya. Tentang harapannya akan diriku yang hadir di hidupnya selamanya.
Aku belum cukup mengenalnya. Aku tak pernah memikirkannya. Jadi, bagaimana caraku mengatakan yang sebenarnya, bahwa perasaanku dan perasaannya tidak berada di garis yang sama?

Review :
Tania merasa harinya buruk sekali. Baru selesai bertengkar dengan pacarnya, Hendrik, ia malah ditabrak oleh seorang om yang menurutnya tidak bisa menyetir dengan baik. Akibatnya mobilnya lecet. Pria itu tampaknya buru- buru tetapi khawatir akan kondisi Tania sedangkan perempuan itu asyik mengomel tidak jelas.

Reza, pria yang – tanpa sengaja – menabrak mobil Tania, sedang dikejar waktu sehingga setelah memastikan bahwa kondisi Tania baik- baik saja, ia segera membuka cek  sebagai ganti rugi kerusakan mobil dan memberikan perempuan itu kartu namanya kemudian pergi.

Seolah tidak peduli, Tania malah merobek cek itu kemudian pulang. Sesampainya di rumah, seolah melengkapi kesialannya, Ayah Tania malah menyuruhnya untuk makan malam bersama sahabat sekaligus  dokter di  rumah sakit Ayah Tania, dr. Mahendra. Dan ini bukan makan malam biasa. Tania akan dijodohkan dengan anak dr. Mahendra. Mendengar hal ini membuat emosi Tania meluap ke permukaan. Tentu saja ia tidak akan setuju. Ditambah dengan hubungannya dengan Ayahnya yang tidak pernah akur membuat Tania malas untuk meladeni Ayahnya.

“Nggak ada yang Tania pilih! Ini hidup Tania, bukan hidup Papa! Kalau Papa begitu khawatir dengan rumah sakit, Papa saja yang menikah dengan anak Dokter Mahendra! Atau, kalau perlu, serahkan saja rumah sakit itu sama dia sekarang juga!” -  hal. 13

Maka Tania kabur dari rumah untuk menghindari acara perjodohan itu. Meski baru bertengkar dengan Hendrik, tidak ada tempat lain yang bisa Tania tuju. Perempuan itu memutuskan untuk pergi ke rumah pacarnya. Namun Hendrik terlihat biasa saja bahkan mengacuhkan Tania. Mengapa Hendrik sama sekali tidak khawatir pada Tania? Ada apa sebenarnya? Perasaan tidak enak itu akhirnya terjawab saat Tania menangkap basah Hendrik tengah berselingkuh. Tidak hanya itu, Hendrik juga mengusir Tania dari rumah pria itu.

Hati Tania seakan tercabik- cabik. Sakit sekali. Dengan rasa kehilangan, Tania mengepak kembali barang- barangnya ke dalam koper dan keluar dari rumah Hendrik. Kini ia benar- benar tidak punya tempat tujuan lagi. Mau kembali ke rumah, ia terlalu gengsi, juga ia masih kesal pada Papanya. Uang di dompetnya juga sudah hampir habis.

Satu- satunya cara agar ia dapat bertahan hidup adalah dengan menjual kalung berlian milik mendiang Ibunya yang menempel di lehernya. Meski berat, Tania tidak punya pilihan. Saat itu, pria yang menabraknya tempo hari  muncul, menawarkan bantuan untuk mengangkat koper Tania yang terjatuh. Setelah mengingat siapa pria itu, ide cemerlang terlintas di benak Tania. Ia tidak perlu menjual kalung warisan Ibunya lagi. Ia akan meminta pertanggungjawaban dari pria itu.

Reza keheranan melihat permintaan Tania. Tapi ia mengiyakan juga pada akhirnya. Jadilah Tania tinggal bersama Reza di apartemen pria itu. Melalui interaksinya dengan Reza, Tania tahu bahwa Reza ternyata adalah seorang dokter bedah. Astaga, mengapa hari- harinya harus dipenuhi oleh dokter?

 “Papa tahu kamu menyalahkan Papa atas meninggalnya Mama. Kamu boleh benci sama Papa, tapi jangan biarkan kebencian kamu menghalangi kebahagiaan kamu.” – hal. 325

Ketidaksukaan Tania terhadap Ayahnya membuat ia tidak menyukai dokter juga. ia mengganggap Ibunya tidak pernah bahagia karena waktu Ayahnya tersita di rumah sakit. Juga ketika Ibunya sedang sakit. Semua itu menimbulkan kebencian di hati Tania. Kini saat ia memiliki kesempatan untuk jauh- jauh dari Ayahnya, ia malah tinggal bersama seorang dokter pula. Dunia sungguh sempit.

Gaya hidup Reza berbanding 1800 dengan Tania. Reza sangat rapi, pola makannya sehat, dan bersih. Tania mengganggapnya aneh. Tidak boleh ini juga tidak boleh itu. Menurutnya hidup Reza terlalu membosankan. Ditambah dengan suasana apartemennya yang didominasi oleh warna putih. Sama sekali bukan tipe Tania.

Tapi masa bodoh. Kini Tania harus berusaha untuk mendapatkan Hendrik kembali. Ya, ia tidak rela kalau pacarnya direbut oleh perempuan lain. Rencana Tania tidak selalu berhasil. Dan saat hatinya kembali terluka, Reza selalu ada di sampingnya, meskipun dokter tampan itu sering menyebalkan, ia bisa membuat Tania tenang dan damai. Perlahan Tania merasa nyaman tinggal bersama Reza. Astaga, ia mulai memikirkan pria itu.

Hingga saat Hendrik kembali dan meminta Tania untuk kembali padanya, Tania goyah. Apakah ia sudah jatuh cinta pada Reza? Dapatkah ia memaafkan Reza saat kebohongan yang ditutupi Reza terungkap? Ikuti kisah selengkapnya dalam Andai Kau Tahu.

“Setiap orang punya cara sendiri dalam mencintai.” – hal. 215
˜
 Akhirnya saya bisa membaca karya Dahlian lagi. Masih sama seperti novel- novel sebelumnya (Promises, Promises: Mencintaimu Sekali Lagi dan Menunggu- novella), novel yang satu ini menyajikan kisah roman yang bisa kita tebak tapi dibangun dengan begitu baik oleh pengarang. Setiap adegan ditulis dengan rapi dan pas. Kalimat- kalimatnya bisa menyatu dengan emosi pembaca. Seperti pada tiap perhatian yang diberikan oleh Reza pada Tania bisa membuat pembaca turut merasakan kehangatannya, juga saat ada bagian Tania- Hendriknya, pembaca juga ikutan kesal.
Mengenai tokoh favorit, Reza pemenangnya. Sosoknya dewasa dan setia. Ia tipe pria yang pengertian dan mampu menghadapi Tania. Bahkan ia bersedia untuk menuruti keinginan Tania padahal seleranya berbeda jauh dengan Tania. Yakin deh cewek- cewek pasti pada meleleh kalau sudah kenal dengan dokter yang satu ini.

Saya menyukai novel ini, semuanya. Tidak hanya pada alur cerita dan tokohnya tetapi juga gaya penulisannya sehingga saya tidak ragu untuk memberikan empat bintang. Plus desain sampulnya yang klasik. *Gagas juaranya kalau soal yang satu ini*.


Oke, promosinya cukup sampai disini. Bagi teman- teman yang belum membacanya, novel ini bisa menjadi rekomendasi dari saya untuk teman- teman. Selamat membaca J

6 komentar:

  1. It seem nice to me.The plot is simple and easy to understand.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeah..one of my favourite author..like this simple story so much :)

      Hapus
  2. Gan tau amanatnya gak?

    BalasHapus
  3. punya ebook nya gak? mauu dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak ada nih. saya baca buku fisiknya :)

      Hapus
  4. ada yg berminat jual bukunya ga ? susah bgt cari buku ini, penasaran bgt pengen baca

    BalasHapus