Daftar Review

Senin, 29 Desember 2014

Book Kaleidoscope 2014: Top Five Most Memorable Quotes

sumber : di sini
Salah satu hal yang saya suka dari mereview buku yang saya baca selain untuk sharing mengenai buku tersebut adalah karena kutipan- kutipan yang ada dalam sebuah buku bisa saya ikutsertakan. Terkadang saat post-it sedang tidak di samping buku, ya langsung catat halaman buku di notes yang ada di ponsel. Dengan mereview, semuanya komplit (sinopsis, opini, dan kutipan) dalam satu tulisan jadi tidak tercecer.

Saya juga senang untuk mengedit hasil jepretan saya dengan kutipan favorit. Berikut ini lima kutipan favorit saya :

1.       Éclair – Prisca Primasari
Hati yang merasakan dengan tulus jauh lebih baik daripada kata- kata manis yang palsu dan tidak berarti.

2.       The Not-So-Amazing Life of @amrazing – Alexander Thian
Selalu ada pelangi setelah hujan, dan selalu ada senyum dibalik duka.

3.       Wonder – R.J. Palacio
Semua orang yang terlahir dari Tuhan bisa menghadapi dunia.

4.       Priceless Moment – Prisca Primasari
“Apa yang harus saya lakukan selanjutnya? Semua keinginan saya sudah tercapai.”
“Bantulah orang lain.”
“Setelah itu?”
“Hiduplah.”
“Hiduplah dengan bahagia.”

5.       Coupl(ov)e – Rhein Fathia
What does love mean, Ka?
It means, you’re happy to see someone you love happy.

Itu dia kelima kutipan yang saya sukai, kutipan yang bisa menghibur dan memotivasi saya. Apa kutipan favorit teman- teman?


Wrap Up : Indonesian Romance Reading Challenge 2014

Romance rasanya telah menjadi genre sejuta umat ya. Saya juga sangat menyukai novel roman. Apalagi yang ditulis dengan bahasa dan tokoh utama yang karakternya bikin melting. Koleksi novel saya juga didominasi oleh novel roman dan kebanyakan dari pengarang lokal. Dan ternyata setelah hampir satu tahun, terkumpullah 18 novel roman Indonesia yang berhasil saya baca dan saya review (ada beberapa novel roman yang setelah saya baca tidak saya review, jadi tidak masuk IRRC 2014 ini).

Dan ini dia novel- novel roman tersebut :

Januari – Maret 2014 :
1.       Camar Biru – Nilam Suri (review)
2.       Rumah Beratap Bugenvil – Agnes Jessica (review)
3.       Éclair – Prisca Primasari (review)
4.       Kok, Putusin Gue? – Ninit Yunita (review)
5.       Barcelona Te Amo – Kireina Enno (review)
6.       Coupl(ov)e – Rhein Fathia (review)

April – Juni 2014 :
7.       Dongeng Sebelum Tidur – Agnes Jessica (review)
8.       Dance For Two – Tyas Effendi (review)
9.       After Office Hours – Dahlian dan Gielda Lafita (review)

Juli – September 2014 :
10.   Made of Stars – Hana Krisviana (review)
11.   Runaway Ran – Mia Arsjad (review)
12.   Casablanca - Dahlian (review)
13.   Interlude – Windry Ramadhina (review)

Oktober – Desember 2014 :
14.   Destinée – Monica Anggen (review)
15.   Fate - Orizuka (review)
16.   Catatan Musim – Tyas Effendi (review)
17.   Eiffel…I’m in Love – Rachmania Arunita (review)
18.   With You – Christian Simamora dan Orizuka (review)

Untuk levelnya sendiri, saya memilih Going Steady dengan membaca 11-20 buku. Artinya nggak jadi naik level ya. He he.. Tapi nggak apa- apa, target masih tercapai. Semoga RC ini diadakan lagi ya tahun depan. Jadi bisa ikutan lagi ^^

Wrap Up : New Authors Reading Challenge 2014

New Authors Reading Challenge 2014 merupakan  salah satu reading challenge (RC) yang saya ikuti di tahun ini. Tidak banyak RC yang saya ikuti mengingat saya memang kurang aktif dalam nge-blog dan mood baca dan review yang naik turun *ngaku dosa*

Saatnya wrap up! Di awal keikutsertaan saya, saya memilih level Easy untuk jatah 1- 15 buku dan senang bisa melampaui target meski hanya sedikit. Ada 18 buku yang berhasil saya baca untuk karya pengarang baru bagi saya. Kebanyakan masih pengarang lokal karena saya memang lebih sering baca novel lokal.

Berikut ini list novel yang berhasil saya baca untuk NARC 2014 :

Januari – Februari 2014 :
1.       Camar Biru – Nilam Suri (review)
2.       Heaven Can Wait – Cally Taylor (review)
3.       Touché – Windhy Puspitadewi (review)
4.       Keegan’s Love Pendant – Teresa Bertha

Maret – April 2014 :
1.       Kok, Putusin Gue? – Ninit Yunita (review)
2.       Barcelona, Te Amo? – kireina Enno (review)
3.       Coupl(ov)e – Rhein Fathia (review)

Mei – Juni 2014 :
1.       Restart – Nina Ardianti
2.       Dance For Two – Tyas Effendi (review)

Juli- Agustus 2014 :
1.       Made of Stars – Hana Krisviana (review)
2.       Runaway Ran – Mia Arsjad (review)
3.       Time Will Tell – Okke ‘Sepatumerah’ dan Riri Sardjono

September – Oktober 2014 :
1.       Destinée – Monica Anggen (review)
2.       Wonder – R.J. Palacio (review)

November – Desember 2014 :
1.       Beautiful Liar – Dyah Rinni (review)
2.       Eiffel…I’m in Love – Rachmania Arunita (review)
3.       Best Rival – Naima Knisa (review)
4.       Fantasy – Novellina A.

Itulah daftar novel yang berhasil saya baca dan masuk ke dalam RC ini. Pengennya sih dalam sebulan bisa baca minimal lima novel, tapi yah karena moodnya itu jadi sebulan paling mentok hanya bisa baca empat novel dari pengarang yang baru bagi saya.
Tapi melihat target sudah tercapai, saya sudah cukup puas meski masih level easy. Semoga tahun depan NARC masih diadakan dan saya bisa mencapai target yang lebih baik ^^

Minggu, 28 Desember 2014

Riddle Time

Paket kado dari Santaku yang baik sudah tiba dengan aman dan selamat. Yeeiii ^^ Nggak sabar sudah kepingin buka tapi foto- foto dulu ya. Ini dia kado yang saya terima. Suka dengan kertas kadonya, waktu dibuka ekstra hati- hati agar tidak sobek sana- sini. Kebiasaan nyimpan kertas kado yang digunakan sebagai pembungkus paket (ngomong- ngomong, pembungkus kado dari SS-ku yang pertama  juga masih kusimpan :D)

sebelum dibuka, dijepret dulu
Oke, selanjutnya menebak siapa si Santa. Kata Santa, riddlenya gampang hanya saja membutuhkan waktu untuk browsing. Santa saya juga orangnya rajin dan kreatif dengan menambahkan kolom ‘mencari kata’ di lembaran riddle.
word search dari Santa
riddle + novel + suvenir
Juga sebagai suvenir, ada dua batang pensil berwarna biru dan hijau. Menurut saya, Santa memang memilih kedua warna itu karena novelnya masing- masing berwarna biru dan hijau *sotoy* Ah ya, keasyikan ngomongin riddle, jadi kelupaan novelnya. Santa memberikan dua novel. Pertama, Dilan yang banyak direkomendasikan oleh pembaca dan kedua, Voice, merupakan novel yang baru terbit.


Setelah konsultasi sama Mas Google, akhirnya saya menyelesaikan teka-tekinya. Sepertinya saya sudah tahu siapa Santa saya. Selanjutnya, saya akan membaca novel yang Santa berikan dan kita tunggu ya harinya. Semoga tebakan saya nanti benar ^^ Terima kasih, Santa :*

Selasa, 09 Desember 2014

Best Rival - Naima Knisa


Judul                : Best Rival

Pengarang       : Naima Knisa


Penerbit          : GagasMedia


Tebal               : 244 halaman


Sinopsis :
Ini adalah kisah tentang teman jadi lawan.
Bisa jadi, kamu juga mengalaminya.
Atas semua yang kamu miliki, ia tidak bahagia. Atas semua yang kamu lakukan, ia tidak peduli. Padahal, dulu, kalian pernah berjanji untuk berjalan bersisian, menuju impian yang sama.
Ya, Estu, ini kisah kau dan aku. Aku yang bukan “siapa- siapa” menjadi titik lemahku bagimu. Begitukah?
Maaf, aku tidak selemah itu. Aku belajar banyak dari kecuranganmu selama ini. Belajar untuk bisa menjadi lebih daripada dirimu.
Tenang saja, waktu akan menjawab “siapa aku, siapa kamu”.
Juga tentang siapa teman, siapa lawan.

Review :
Hidup dalam kelas yang berbeda dengan Raden Mas Pangestu Bumi,Estu, telah membuat Kuncoro Respati Wijaya tumbuh menjadi pribadi yang ambisius dan keras. Berbeda dengan Estu yang terlahir di keluarga keraton, orangtua Kuncoro hanyalah abdi dalem dengan kondisi ekonomi yang terbatas. Sejak itu, Kuncoro bertekad untuk menjadi seorang yang sukses dan dikenal.

Benar kata Bapak, hidup apa adanya, bersama orang yang kita cintai itu suda lebih dari cukup. (hal. 219)
Hal itu terwujud saat ia menjadi chef di restoran Omah Jawa, restoran yang didirikan oleh Pak Kamil, Ayah kekasihnya yang bernama Gendis. Restoran yang menyajikan makanan khas Solo itu selalu ramai. Hingga tahun keempat, restoran mulai sepi. Pelanggan mulai beralih.

Ternyata Estu kembali ke Solo dan mengambil alih restoran di hotel ayahnya. Masakannya lebih enak dari masakan Kuncoro. Kuncoro yang mengetahui hal itu lalu emosi. Ia tidak terima, terlebih yang lebih sukses kini adalah Estu, mantan sahabat masa kecilnya yang sudah ia anggap sebagai musuh.

Kebencian Kuncoro terhadap Estu bermula saat Kuncoro gagal mengikuti seleksi beasiswa untuk bersekolah di Perancis. Ada lima orang yang mendapat beasiswa itu. Kuncoro berada di posisi keenam sedangkan Estu berada di posisi kelima. Kuncoro merasa ia dicurangi padahal Estu sedang menimba ilmu di Jakarta. Kebenciannya bertambah.

Kembali ke masa kini. Kuncoro yang disulut api amarah itu mulai menggunakan cara yang menyimpang. Ia menyuruh Gendis untuk memata- matai Estu. Namun tidak mendapat hasil apa- apa. Kuncoro tidak menyerah. Sekarang ia malah menganggap bahwa Estu menggunakan kekuatan supernatural untuk melancarkan usahanya.

Restoran yang semakin sepi membuat Kuncoro bergerak lebih cepat. Ia akhirnya mendatangi makam Nyai Menggung Gandarasa, salah satu juru masak keraton di tahun 17 Masehi yang sangat lihai dalam memasak dan menilai makanan, untuk meminta berkah.

Dengan usaha yang semakin lama semakin mengerikan, mampukah Kuncoro mempertahankan restoran? Apakah Kuncoro menerima tawaran Estu untuk bersahabat kembali? Ikuti kisah  mereka dalam Best Rival.

“Memasak itu seperti seni, kita sebagai seniman selalu memiliki ciri khas masing- masing. Seperti seorang pelukis, cat air kita bermerek sama, kuas kita juga, bahkan cara menggoreskannya di atas kanvas juga sama! Tapi, apa kamu pernah melihat lukisan yang sama persis?” (hal.228)

sin level of Best Rival

Hoaaah….emosi bacanya. Emosi sama Kuncoro. Karakternya itu benar- benar mengesalkan. Ambisinya membuat Kuncoro menjadi jahat. Berbanding terbalik dengan Estu yang baiknya itu loh. Meski diperlakukan dengan tidak adil oleh Kuncoro, ia tetap berbesar hati dan mengganggap Kuncoro sahabatnya.

masih dengan pembatas bukunya yang unyu
Dilihat dari sin levelnya, Kuncoro dipenuhi oleh nafsu (lust) meski sebenarnya sifat amarah serta iri dan cemburunya lebih besar. Karakter inilah yang sukses digali oleh penulis sehingga pembaca dapat turut merasakannya. Sayangnya typo yang terdapat dalam novel ini cukup banyak sehingga terasa kurang nyaman saat membaca novel ini.

Endingnya bikin kaget membuat saya semakin tidak menyukai Kuncoro *berhenti ngetik di bagian ending agar tidak spoiler*

Secara keseluruhan, tokoh utama dalam novel ini sangat mewakili 7 Deadly Sins yang memang difokuskan pada karakter yang tidak sempurna (dan bikin kesal). Selain  typo, saya merasa ini debut yang baik dari Mbak Naima Knisa. Semoga novel berikutnya bisa lebih baik lagi. 3 dari 5 untuk Kuncoro yang sadis.

Minggu, 07 Desember 2014

With You - Christian Simamora dan Orizuka

Judul                : With You


Pengarang       : Christian Simamora dan Orizuka

Penerbit          : GagasMedia

Tebal               : 298 halaman


Sinopsis :
365 hari dalam setahun,
24 jam dalam sehari.
di antara semua waktu yang kita punya,
kau sengaja memilih hari itu.
keluar dari mimpi indah,
lalu hadir dalam hidupku…
sebagai cinta yang selama ini aku tunggu.

With You adalah Gagas Duet, novella dari dua penulis GagasMedia: Christian Simamora dan Orizuka. Keduanya mempersembahkan dua cerita cinta yang menemukan takdirnya dalam satu hari saja.

Review :

CINDERELLA ROCKEFELLA

Cindy dan Jere, keduanya sama- sama model, bertemu saat mereka terlibat dalam pemotretan yang sama. Berawal dengan penolakan, Cindy akhirnya tak bisa memungkiri bahwa ia tertarik pada Jere. Padahal saat berkenalan, ia bahkan tidak memerhatikan siapa nama pria itu. Jere tidak menyerah. Ia bertanya sekali lagi kepada Cindy apakah wanita itu mau makan malam bersamanya dan Cindy tidak bisa menolak.

Mereka terlibat obrolan yang – tidak sepenuhnya – menyenangkan tetapi keduanya menikmatinya. Jere dan Cindy saling berbagi kisah mereka. Keduanya saling menyukai, meski kadang ada obrolan yang membuat mereka canggung. Cindy awalnya ragu. Masa lalunya membuat ia menjadi trauma. Namun bersama Jere, semua terasa berbeda. Mereka bahkan belum saling mengenal lebih dari dua puluh empat jam dan rasa itu sangat nyata. Kebersamaan singkat mereka akhirnya lah yang menuntun masing- masing dari mereka menemukan jawaban tentang cinta.

“Selama itu, aku terus memikirkan hal- hal yang ada hubungannya dengan pernikahan, kayak: layakkah dia jadi bapak bagi anak- anakku kelak? Atau, apakah aku betah bangun di sampingnya setiap hari, sepanjang akhir hayat kami? Sebesar apa aku mencintainya sampai mau menikah dengannya?” (hal. 109)

Suka dengan Cinderella Rockefella. Sweet and sexy. Ini kali pertama saya baca karangan Christian Simamora. Saya jadi tahu mengapa novel- novel karangan penulis beken yang satu ini selalu ditunggu- tunggu. Deskripsi karakter Jere-nya oke. Sukses bikin jatuh cinta. Jadi ngebayangin dulu model yang cocok berperan sebagai Jere. He he..

SUNRISE

Novella kedua beralih ke kisah sepupu Cindy, Lyla.
Lyla putus dari Juna sebulan yang lalu. Kini ia berada di Karimunjawa, tempat di mana ia akan datang bersama dengan Juna, rencana manis mereka saat masih pacaran dulu. Di sini, ia bertekad akan melupakan Juna. Namun dunia terasa begitu sempit. Ia malah bertemu dengan Juna dan teman- temannya klub selam.

Awalnya sempat canggung. Ditambah Juna yang ketus saat memulai percakapan. Lyla semakin yakin bahwa Juna sudah tidak lagi mencintai dirinya, bahwa ia memang tidak pantas untuk Juna. Yang Lyla tidak tahu, Juna mengakhiri hubungan mereka demi Lyla, karena tidak mau melihat Lyla tersakiti.

Kenangan demi kenangan terulang kembali. Sambil menikmati pesona surga dunia itu, Lyla dan Juna kembali merasakan getar- getar dalam hati mereka. Juna juga cemburu saat melihat kedekatan Lyla bersama Fadhil, pemandu Lyla. Lalu Juna sadar ia telah bertindak bodoh sebulan yang lalu, melepaskan apa yang menjadi impiannya yang sebenarnya.

Akankah kesempatan itu datang lagi? Ikuti kisah mereka di With You.

“Matahari terbit itu awal dari hari baru.” Lyla kembali menatap ke arah matahari. “Matahari terbit memberi kita kesempatan untuk mulai semuanya dari awal.” (Hal. 239)

Bertolak belakang dengan Cinderella Rockefella yang seksi dan bikin senyam- senyum sendiri saat membaca, Sunrise cenderung mellow. Manisnya lebih dapet di bagian Juna dan Lyla remaja (sepertinya Mbak Ori memang lebih cocok ya kalau nulis teenlit..hehe..) Typo masih ada beberapa.


Secara keseluruhan, saya merasa GagasDuet yang satu ini oke. Seksi, manis, kemudian mellow. Porsinya juga pas untuk setiap novella. 3 dari 5 untuk satu hari yang magis.

Jumat, 05 Desember 2014

Eiffel... I'm in Love - Rachmania Arunita



Judul                     : Eiffel…I’m in Love


Pengarang          : Rachmania Arunita

Penerbit              : Bentang Belia

Tebal                     : 370 halaman



Sinopsis :
Kecuali Adit?!

Tita heran banget, deh! Selama ini Bunda mengurung Tita di rumah, dilarang ini-itu, meski sama temen sendiri. Tapi, sejak kedatangan Adit dari Paris yang tidur di sebelah kamar Tita, Bunda jadi beda. Tita diizinin ngapa- ngapain, asalkan sama Adit. Iya, Adit yang sok ganteng itu. Ada apa sih, dengan Adit, kok segitu hebatnya menaklukkan hati Bunda?

Tapi, sumpah ini aneh banget! Apa bener zaman Siti Nurbaya akan terulang? Apa bener gosip yang bikin heboh satu sekolah: Tita bakal dinikahin sama Adit?! Gimana sekolah? Gimana pacar backstreet Tita? Gimana nasib Tita kalau beneran dinikahin sama cowok jutek ituuu?!

Review :

Bunda Tita sangat ketat dalam pergaulan dan keseharian Tita. Tita jadi merasa seperti putri yang dipingit. Tita lebih kaget lagi waktu tahu ia akan dijodohkan dengan putra teman orang tuanya yang datang dari Prancis. Cowok itu malah tidur di sebelah kamar Tita lagi. Namanya Adit.

Tita dan Adit sering bertengkar. Namun, Adit lah yang menjadi tempat curhat Tita saat gadis itu sedih, terutama saat Tita baru putus dengan Ergi, pacarnya selama dua tahun belakangan.

Tita yang awalnya benci pada Adit perlahan suka pada Adit. Sayangnya Adit pacaran dengan Uni, sahabat Tita. Tita sedikit tidak rela. Terlebih saat Adit harus kembali ke Prancis, Tita sedih berat. Sahabatnya, Nanda, mendesak Tita untuk mengungkapkan perasaannya. Tita pun melakukannya namun Adit terlalu cool sampai- sampai Tita merasa malu. Sedangkan Tita sendiri terlalu polos sehingga tidak bisa menerima perhatian yang diberikan oleh Adit, dengan cara Adit sendiri.

Adit tetap kembali ke Prancis. Kangen sih pasti. Tita sampai rajin menulis surat untuk Adit meski surat itu tidak ia kirim, hanya sebagai pelampiasan rasa kangen. Sedangkan Adit masih saling berkomunikasi dengan Uni. Akhirnya Tita memberanikan diri menelepon Adit setelah berbulan- bulan tidak mendengar kabarnya. Yang terjadi..mereka bertengkar lagi karena Adit yang kaget tiba- tiba ditelepon Tita dan dia jadi gugup. Tapi seperti kebanyakan remaja lain yang pacaran, mereka baikan lagi.

Kesempatan akhirnya datang pada Tita. Ia dan Alan, kakaknya, akan berangkat ke Prancis pada pertengahan Februari nanti. Bagaimana perkembangan hubungan Tita dan Adit di sana? Romantisme seperti apa yang terjadi antara Tita dan Adit yang melewati Hari Valentine bersama di Prancis? Ikuti kisahnya di Eiffel…I’m in Love.

Y

Novel ini menceritakan tentang kisah cinta di masa remaja. Baru ada kesempatan baca setelah booming sebelas tahun yang lalu *ketinggalan banget ya..filmnya juga belum nonton*


Untuk ukuran teenlit, novel ini cukup santai dan ringan. Membacanya pun sebenarnya bisa santai. Hanya saja typo-nya cukup mengganggu, tanda baca (tanda koma) yang – menurut saya – kebanyakan. Juga ada penggunaan kata yang tidak konsisten. Selebihnya oke. Dari segi ceritanya, saya cukup enjoy dengan Tita, Adit, dan kawan- kawan ^^