Judul : Walking After You
Pengarang :
Windry Ramadhina
Penerbit :
GagasMedia
Tebal :
320 halaman
Sinopsis :
Masa lalu akan tetap ada.
Kau tak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.
Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa
renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang
membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-
doa yang terbang ke langit. Doa- doa yang lupa kembali kepadanya.
An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu sejak
berhari- hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian
yang ternyata tak mampu ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.
Pernahkah kau merasa
seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa- siapa, kecuali hatimu yang tak lagi
bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling
karena terlalu takut bertemu luka?
Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam- diam, doa yang
sama masih kau tunggu.
Review :
Anise – biasa dipanggil An – dulunya gadis yang ceria. Namun
kini ia menjelma menjadi An yang baru, An yang suram. Ia merindukan Arlet,
saudara kembarnya. Mereka kembar namun sangat bertolak belakang.
Arlet lebih pendiam dan pemalu sedangkan An lebih ceria dan
agresif. Arlet suka membuat kue sedangkan An suka membuat pasta. Warna kesukaan
mereka juga berbeda. Sayangnya, ada satu hal yang sama : mereka menyukai lelaki
yang sama, Jinendra.
Untuk mewujudkan impian Arlet, An membuang impiannya. Oleh karena
itu, kini ia berada di Afternoon Tea, toko kue milik sepupunya, Galuh. An bekerja
sebagai asisten Julian, koki kue yang galak dan dingin. Berkali- kali An
dibentaknya. Namun dia tidak menyerah.
“Kau tahu, Julian?” kataku, “Aku salah. Ternyata, kau manis
juga. seperti kue- kue buatanmu.” (hal. 58)
Julian adalah koki kue yang sangat berbakat. Tidak ada kue
buatannya yang tidak enak. Saat An memuji Julian, wajah koki itu akan bersemu
merah. Julian yang serius tidak terbiasa dengan perempuan sehingga ia akan
malu- malu saat digoda. An jadi sering menggodanya. Setiap kali ia menggoda
Julian, ia pasti tertawa sedangkan Julian hanya bisa merepet.
Di Afternoon Tea, An banyak menemukan hal- hal baru. Tidak hanya
bertemu dengan Julian yang mempu membuat jantungnya berdebar- debar, ia juga
bertemu dengan Ayu, gadis Pembawa Hujan. Meski awalnya tidak percaya, perlahan
An mulai mengenal sosok Ayu.
Di Afternoon Tea, An harus menerima kenyataan bahwa menjadi
seorang koki kue bukanlah impiannya. Di Afternoon Tea pula, Jinendra menemukan
An yang sudah lama menghilang dari hidupnya. Lelaki itu tahu bahwa An dan Arlet
sama- sama menyukainya. Tetapi ia hanya mencintai An.
“Lalu, sekarang, apa yang harus kulakukan?” tanyaku.
“Kembali mengejar impianmu. Melakukan apa yang seharuskan kau lakukan
selama ini,” jawab Galuh.
“ – Dan melupakan kesalahanku kepada Arlet?”
“Bukan melupakan, An. Menerima. Berusahalah memaafkan
dirimu.” (hal. 261)
“Itu masa lalu. Jangan terjebak di dalamnya terlalu lama.”
(hal. 275)
Lalu, apakah An akan bertahan untuk mewujudkan impian Arlet
atau ia akan melepaskannya dan berlari untuk menggapai impiannya sendiri? Saat hatinya
bercabang antara Jinendra dan Julian, siapakah yang paling ia cintai? Ikuti kisah
An dalam Walking After You.
Ø
Lagi- lagi saya dibuat jatuh cinta dengan tokoh yang
diciptakan oleh Mbak Windry. Kalau di Interlude ada Kai yang bikin meleleh,
siap- siap di Walking After You ada Julian yang bikin gemas. Koki amat-terlalu-kelewat-serius yang sok galak itu
malah membuat saya senyum- senyum, apalagi saat An menggodanya. Aihh, Ju manis
banget.
Walking After You juga membuat saya merasa seperti membaca
novella yang tipis. Tak terasa novel setebal 320 halaman ini saya baca dengan
cepat. Saya hanyut bersama An dan teman- teman. Saya juga menikmati suasana – dapur – Afternoon Tea yang hangat
dan informasi- informasi seputar pembuatan kue yang sempat dibahas di dalam
novel ini.
Bagi yang sudah pernah membaca London: Angel, Ayu hadir lagi
di Afternoon Tea. Saat dan setelah membaca, saya tambah penasaran dengan Ayu. Lalu
saya mengunjungi blognya Mbak Windry
untuk membaca kisah Ayu dan Gilang. Tapi tetap saja masih penasaran. Semoga novel
Mbak Windry selanjutnya membahas tentang mereka *ngarep*.
aaaakkk Julian, aku paling suka sama Walking After You. gara-gara buku ini dan Julian aku jadi susah baca buku lain :D
BalasHapuseeaakk..ada yg gagal move on *pukpuk Mbak Lis*
HapusAku malah jadi tambah penasaran sama Ayu dan Gilang.