Daftar Review

Senin, 23 Januari 2017

Angel in The Rain - Windry Ramadhina

Judul                     : Angel in The Rain
Pengarang          : Windry Ramadhina
Penerbit              : GagasMedia
Tebal                     : 460 halaman

Sinopsis :
Ini kisah tentang keajaiban cinta.
Tentang dua orang yang dipertemukan oleh hujan. Seorang pemuda lucu dan seorang gadis gila buku yang tidak percaya pada keajaiban.
Di Charlotte Street London, mereka bertemu, tetapi kemudian berpisah jalan.
Ketika jalan keduanya kembali bersilangan, sayangnya luka yang mereka simpan mengaburkan harapan. Ketika salah seorang percaya akan keajaiban cinta, bahwa luka dapat disembuhkan, salah seorang lainnya menolak untuk percaya.
Apakah keajaiban akan tetap ada jika hati kehilangan harapan? Apakah mereka memang diciptakan untuk bersama meski perpisahan adalah jalan yang nyata :
Review :
Gilang merupakan seorang editor yang mengejar cinta sahabatnya, Ning, ke London. Sayangnya cinta itu tidak sampai karena Ning sudah memiliki pria yang ia cintai. Gilang hancur. Setibanya di Jakarta ia bagaikan robot dan terus- menerus menutup diri dari sahabat- sahabatnya.

Sedangkan Ayu adalah seorang penulis terkenal dari Jakarta. Ia lari ke London untuk mengobati luka hatinya. Kemudian mereka bertemu – tepatnya dipertemukan oleh Goldilocks – begitulah Gilang menyebut malaikat berpayung merah itu.

Pertemuan pertama berlanjut ke pertemuan berikutnya hingga mereka kembali ke tanah air. Selalu ada hujan yang menyertai pertemuan mereka. Dan itu diatur oleh Goldilocks. Gilang percaya pada keajaiban yang melekat pada payung merah pemberian sang malaikat. Ayu, sebaliknya, sudah enggan memercayai cinta. Pria yang dicintainya menikah dengan kakaknya walau sudah pernah ditinggalkan oleh kakaknya.

Ayu dan Gilang mencurahkan perasaan mereka melalui tulisan- tulisan di blog mereka. Ketika Ayu akhirnya tahu bahwa Gilang pernah mencintai Ning, ia menganggap Gilang mungkin masih menyimpan perasaan pada Ning. Jalan mana yang Ayu pilih? Apakah Gilang akan memperjuangkan hubungan mereka? Ikuti kisah mereka dalam Angel in The Rain.

Ú

Angel in The Rain menjadi penantian panjang bagi pembaca London: Angel. Saya salah satunya. Jadi, saat dapat info dari Mamak tentang ebook yang lagi didiskon di Play Store, saya semangat sekali ketika menemukan ebook Angel in The Rain terpampang dengan harga miring. BBI-ers Medan pada beli dan akhirnya jadilah proyek baca dan posting bareng.

Membaca novel ini awalnya – jujur – terasa berat. Rasanya saya malas untuk melanjutkan. Tapi disanalah kekuatan posbar. Ha ha ha.. Jadinya saya lanjut baca dan semakin dibaca semakin mengalir ceritanya. Alurnya sendiri maju mundur dengan sudut pandang Goldilocks yang bercerita.

Kisah cinta Gilang dan Ayu terjawab di novel ini. Baik hubungan mereka setelah kembali dari London juga masa lalu Ayu yang menyebabkan gadis itu pindah dari rumahnya sendiri dan tidak peduli terhadap kakaknya. Tak lupa Afternoon Tea yang menjadi kedai kue yang selalu didatangi Ayu. Yang sudah baca Walking After You pasti tahu kedai kue ini.

Goldilocks seolah bercerita langsung kepada pembaca. Dan panggilan untuk pembacanya adalah Sayang. Saya agak gimana gitu ya saat bacanya. Hehe.. Ceritanya juga ditulis dengan gaya yang sendu dan melankolis. Mungkin karena hujan dan keajaiban yang menjadi inti cerit. Saat hujan turun itulah saya menikmati kalimat demi kalimat sendu itu. Khas Mbak Windry. Saat para tokoh sedang dalam kondisi senang atau bahagia, rasanya kalimat sendu itu terlalu berat.


Novel ini bukan novel favorit saya. Saya pribadi lebih menyukai London: Angel (mungkin waktu itu sehabis baca jadi baper sehingga reviewnya nggak jadi- jadi padahal filenya masih ada di desktop >.<) Teman- teman yang penasaran dengan kelanjutan kisah pemuda lucu dan gadis gila buku kita bisa baca dan mengenal mereka lebih jauh dalam novel ini. Karena belum lengkap rasanya kalau sudah baca London: Angel tapi belum baca lamjutannya. Selamat membaca J

Karena ini adalah proyek baca dan posting bareng, yuk baca juga ulasan BBI-ers Medan yang lain di :

Senin, 02 Januari 2017

The Ho[s]tel - Ariy dan Sony

Judul               : The Ho[s]tel
Pengarang       : Ariy dan Sony
Penerbit           : B First
Tebal               : 190 halaman

Sinopsis :
Petualangan menarik  ternyata tidak hanya bisa kita dapat dari sebuah perjalanan, melainkan juga dari tempat kita istirahat & melepas lelah. Ariy, seorang travel writer dan Sony, akademisi penikmati traveling membuktikannya.
Berbagai kejadian “tak biasa” kerap menghampiri mereka ketika menginap di hotel maupun hostel. Hingga akhirnya mereka percaya setiap pintu penginapan adalah gerbang untuk memasuki pengalaman yang tidak terduga.
Yuk, buka pintu The Ho[s]tel! Temukan petualangan seru, sial, dan aneh yang mereka alami.

Review :
Tak dapat dipungkiri bahwa tempat menginap selalu menjadi pertimbangan dalam agenda traveling. Sony lebih sering mengunjungi tempat- tempat di kawasan Eropa dan Australia, tempat menginap pun lebih sering di hotel – walaupun terkadang dia menginap juga di hostel. Sedangkan Ariy lebih sering berpergian ke negara- negara di benua Asia dan lebih sering menginap di hostel ketimbang hotel.

Keduanya lalu memutuskan untuk membagi pengalaman mereka menginap di hotel dan hostel yang tertulis dalam buku ini. Buku ini dibagi menjadi dua bagian, Hotel dan Hostel. Tidak hanya pengalaman menyenangkan , tetapi pengalaman kurang mengenakkan hingga pengalaman yang menyeramkan juga dialami oleh penulis.

Seperti Sony yang ‘hampir’ mandi berjamaah di hostel di Picadilly, Ariy yang mendapatkan kamar dengan harga murah yang sayangnya memiliki sejarah yang seram, hingga dituduh mencuri asbak hotel. Semuanya mereka rangkum dalam buku ini.

Dari pengalaman yang dibagi melalui The Ho[s]tel, pembaca akan lebih teliti dan lebih aware saat menentukan tempat menginap saat traveling nanti. Apalagi saya berencana untuk menginap di hostel untuk perjalanan selanjutnya, jadinya bisa lebih selektif dan lebih rajin googling mengenai informasi hostel yang akan saya tempati.

Membaca buku ini  juga membuat saya teringat perjalanan saya ke Jogja beberapa bulan silam, saat saya memesan kamar sebuah guesthouse yang akhirnya membuat saya ketakutan dan segera check out dari guesthouse tersebut. Memang ada saja kejadian yang akan kita temui selama perjalanan kita. Oleh karena itu, sebagai traveler, kita harus selalu bersiap akan segala kemungkinan yang akan terjadi. Perjalanan tidak melulu tentang hal- hal indah, namun pengalaman- pengalaman tak terduga yang kita dapatkan akan membuat perjalanan kita lebih bermakna. Selamat berpetualang ^^

[RC] Read A Pile Project 2017


Selamat Tahun Baru 2017 untuk kita semua ❤

Tahun sebelumnya merupakan tahun yang berat bagi saya untuk membaca, terlebih mereview buku yang telah saya baca. Nggak tahu kenapa nggak mood banget. Baca pun hanya sekadar memenuhi target baca yang telah diset sebelumnya dan review hanya untuk ‘bertahan hidup’ di blog. Miris banget ya >,<

Jadi, di tahun baru ini, dengan semangat yang menggebu- gebu, minat baca juga tengah meluap- luap *abaikan saya yang lebay* saya memutuskan untuk lebih aktif membaca dan mereview. Resolusi yang bagus menurut saya, asalkan saja tidak macet di tengah jalan. Semoga lancar dan konsisten sampai akhir tahun ya ^^

Blog Bebi yang sudah lama banget nggak dikunjungi pun saya buka dan saya menemukan reading challenge (selain Goodreads) yang bisa membantu saya mengurangi timbunan saya. Namanya Read A Pile Project 2017 yang diselenggarakan oleh Mbak Nina Ridyananda dari thebookaddictdiaries

Sesuai namanya, RC ini akan memotivasi kita untuk menyikat timbunan- timbunan buku yang kita miliki. Ada levelnya juga lho. Saya ambil level Silver (21-40 books) dulu. Syukur- syukur bisa nambah ya. He he..

Untuk mengetahui detail ikutan RC ini, teman- teman bisa langsung main ke blognya Mbak Nina J Selamat membaca di 2017 :D